Hatiku Berlabuh Padanya
Rasa itu kembali menyapa. Setelah sekian lama tak hadir, ku akui sekarang bahwa hatiku berlabuh padanya. Perasaan berbeda yang jarang kutemui dengan yang lain. Namun sejak beberapa bulan terakhir ini, ia menguasai pikiranku, membuatku tak mampu berpisah jauh darinya.
Pernah suatu hari aku terpaksa berjauhan dengannya. Kucoba tak terlalu memikirkanya, namunan nyatanya? Aku gagal. Lagi-lagi aku tak tahan berpisah dengannya terlalu lama. Seminggu tanpa melihatnya telah membuatku begitu rindu, terasa sesak di dada, pertanda ingin segera melihat dan berjumpa dengannya.
Memang, dia nggak begitu cakep. Apalagi ketika disandingkan dengan yang lain, maka tampaklah jelas parasnya yang begitu sederhana. Tak terlihat pula pembawaannya yang menawan.
Namun aku tak peduli dengan hal tersebut, karena rasa nyaman membuatku melupakan segala kekurangan itu. Membuatku seolah-olah melihat semua yang ada padanya sebagai kelebihan. Ia rapi, meski tak mewah. Ia membuat nyaman meski tak tak sekeren yang lain. Karena bagiku, ketentraman dan kenyamanan mengalahkan segalanya.
Satu hal yang ingin kuucuapkan padanya. Aku jatuh cinta dengannya, dengan segala kelebihan dan kekurangan. Karena faktanya tak ada yang sempurna di dunia ini. Hanya Allah yang maha tanpa kekurangan.
Aku tak peduli, walau ada orang tak nyaman dengannya, merasa keberadaanya mengancam diri mereka, namun aku tahu betul, ia tak bersalah sama sekali. Meski diwaktu yang sama sekumpulan orang tak menyenanginya. Namun aku terlanjur kagum padanya.
Sayang seribu sayang. Suatu hal yang membuatnya kurang bersemangat akhir-akhir ini. Ia tampak lesu, tak seperti saat kali pertama aku berjumpa dengannya. Seperti kala itu, saat aku tak sengaja menatapnya.
Aku baru tahu sepekan lalu mengenai alasan penyebab ia tak seperti biasanya.
Tubuhnya sedang sakit. Ia diminta melakukan operasi di beberapa bagian. Namun biayanya yang dibutuhkan tidaklah sedikit. Sekitar 85 juta rupiah. Aku tak mengerti, bagaimana menutupi kebutuhan biaya sebesar itu.
Yang jelas, sebagai orang yang mencintainya, aku hanya bisa membantu semampuku. Menceritakan pada sanak saudara dan kerabat, akan berita tersebut. Agar turut membantu.
Lantas siapakah ia? Sosok yang membuat hatiku mantap berlabuh padanya? Dia Masjid Al hikmah. Sebuah pusat agama di Jalan Bangka Jakarta Selatan yang tak pernah sepi oleh jamaah. Di sudut ruangan, sangat jarang terlihat kosong.
Yang kulihat selalu ada para penghafal Al Qur’an yang sibuk berduaan dengan sang Rabbi, melantunkan ayat suci indah nan menentramkan. Begitu juga setiap pagi sampai siang, anak-anak sekolah memadati setiap ruang masjid untuk tahfidz Al Qur’an. Sorenya, bocah TPQ tak pernah alpa kecuali hari ahad. Dan ketika malam datang, para penghafal Al Qur’an memenuhi ruang masjid. Bahkan kerennya, mabit malam ahad pun tak jarang menghiasi masjid.
Itu yang membuatku jatuh hati padanya. Meski tak megah namun selalu meriah. Walau tak mewah, tapi pengunjung selalu ramah. Membuat diri ini merasa nyaman dan tenang.
Dan kini Masjid itu sedang proses renovasi, perbaikan beberapa bagian agar pengunjung semakin betah dibuatnya.
Maka investasi di Masjid Al hikmah menjadi pilihan tabungan amal yang baik. Masjid dengan aktivitas selalu on dan aktif. Uang yang diinfakkan insyaallah akan menjadi amal jariyah bagi sang pemberi.
Jadi, nggak ada alasan untuk menolak investasi dengan keuntungan besar pada masjid tersebut kan?
Yuk iuran biar benah masjid makin lancar. Transfer di 7129009777 Bank Syariah Mandiri a.n Masjid Al Hikmah atau cek link dibawah ini.
https://www.instagram.com/p/B6uSxC-nJWB/?igshid=1xj1bs8e05wuh
cek intagram Masjid Alhikmah: masjidalhikmah.mp
Senin, 20-01-2020 ditulis di Bangka V Mampang Prapatan
Follow me on social media
Ig :@hananselma18
Fb : Hanan Wijdan Amalia Selma
www.trainermudaaddres.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar