Pendidikan Aqil Baligh (oleh Ustadz Adriano Rusfi)
Kutuliskan untuk teman temanku. Terkhusus teman-teman pendidik sejati, orang tua luar biasa, serta calon orang tua hebat di masa depan🌷
_______
"Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia."
Kita semua pernah mendengar kalimat tersebut bukan?
Tentu, kalimat Bung Karno saat itu bukanlah ilusi semata. Atau bualan di siang bolong. Namun itu adalah kalimat tegas, yang bermakna betapa besarnya pengaruh pemuda bagi dunia.
Tapi pertanyaannya, kok sekarang malah kebalikan ya?
Kenakalan remaja terjadi di mana-mana. Usia SMP-SMA atau bahkan usia Mahasiswa tapi perilaku masih belum dewasa.
Nah.. Ada perbedaan di sini. Kalo kita cermati, kalimat yang dilontarkan oleh Bung Karno menggunakan kata pemuda. Buka remaja.
Pemuda dan remaja adalah dua kata yang beda. Maknanya pun tak sama.
Remaja identik dengan kenakalan, masa anak-anak susah berlalu, tapi belum layak di sebut seseorang yang dewasa atau pemuda.
Jadi memang sebenarnya, kata remaja ini tidak pernah ada dalam islam. Kata ini muncul saat revolusi pendidikan di akhir abad 19-20.
Saat revolusi pendidikan:
- Orang tua sibuk bekerja, sehingga menyerahkan pendidikan anak seutuhnya kepada sekolah.
Padahal ini hal yang sangat salah.
Akibatnya:
- Melambatnya kedewasaan seseorang (Aqil lambat). Belum bisa bertanggung jawab sepenuhnya, aqidahnya lemah.
- Mudahnya akses internet, over nutrisi, over karbohidrat, dan over kandungan makanan membuat pertumbuhan fisik lebih cepat (baligh cepat).
Ini jelas masalah!
Bagaimana tidak.. Seseorang yang sudah tertarik dengan lawan jenis, mampu membuahi dan dibuahi, namun pikirannya belum dewasa. Belum bisa mengendalikan nafsu, aqidahnya masih lemah.
Nggak percaya? Banyak lho contohnya di zaman sekarang. Anak usia 10 tahun menghamili anak usia 9 tahun. Dan contoh nyata serupa.
Mereka sudah saling tertarik. Namun belum mampu menikah. Belum bisa bertanggung jawab dan belum mampu menghidupi dirinya sendiri.
Prediksi BKKBN Jogja, di tahun 2035 akan terjadi bencana demografi. Perzinahan di tempat umum, dapat ditemukan di depan rumah dan sudah menjadi hal yang lumrah terjadi.
Ngeri banget kan.
Lima belas tahun lagi loh guys..
Nggak lama lagi bencana itu akan terjadi. Dan itu ada di zaman anak-anak kita kelak. Saat kita menjadi orang tua kelak. Jelas ini tantangan besar bagi kita.
Dan bencana itu akan benar-benar terjadi, jika kita tak memperbaiki pendidikan anak-anak kita. Yakni dengan mengembalikan aqil dan baligh nya sesuai standartnya.
Usia standart adalah saat menginjak lima belas tahun, seseorang sudah aqil (dewasa pikirannya, bertakwa) dan baligh (dewasa secara fisik).
Maka yang perlu kita lakukan, jika kondisinya seseorang sudah terlanjur dan terlambat aqil setelah baligh adalah:
1. Perilakukan pemuda seperti orang dewasa.
2. Bekali dengan rasa tanggung jawab dan perlakukan komitmen. Buat gentelman agreement tertulis.
3. Jangan panggil nak. Tapi saudara, teman, atau bapak ibu.
4. Jadilah teman mereka, bukan orang tua. Jadikan mereka sahabat, kita sebagai guru atau orang tua jadilah supervisor.
5. Belajar konsekuensi.
Contoh: piring hilang makan pakai daun. Mecahin lampu, ganti dengan uang sendiri dan pasang yang baru.
Tambahan:
Kesalahan sekarang adalah diberlakukannya pembiasaan tentang ibadah dan kebaikan lainnya. Ini jelas salah. Karena pembiasaan hanyalah untuk hewan.
Yang tepat adalah dibangun kesadaran. Bangun kesadaran tentang ibadahnya. Tentang iman dan Rabb.
Bangun kesadaran kenapa kita harus ibadah. Kenapa harus berbuat baik.
Jadi melakukan ibadah dan kebaikan atas kesadaran sendiri, bukan karena takut dan sebab duniawi lain.
Sebetulnya materi pendidikan aqil baligh ini masih sangat panjang. Beberapa hal yang dituliskan dan disampaikan dalam bloh ini barulah kulit dari materi. Belum sampai pembahasan inti.
Memang panjang dan banyak yang harus dipelajari. Maka.. Yuk singlelillah mulai belajar parenting dari sekarang.
Berikan yang terbaik untuk buah hati kita dimasa depan dengan menjadi pribadi pembelajar yang senantiasa haus akan kebaikan dan ilmu.
Doa terbaik untuk mu. Teman dan saudara seimanku. Semoga Allah mampukan kita mendidik generasi terbaik tuk bangun peradaban islam di muka bumi.
Dari saudarimu yang masih terus belajar. Semoga bermanfaat 🙏😊
Bogor, 17 Juni 2020
Beberapa menit menjelang pergantian hari.
📷 unsplash
Maa sya Allah lanjutkan catatan2 yg seperti ini coach,sukses selalu dunia akhirat Aamiinn
BalasHapus