Konsekuensi
“Tanamkan konsekuensi pada anak kita, bukan hukuman. Karena konsekuensi dan hukuman adalah hal yang sangat berbeda. Konsekuensi artinya hukum sebab-akibat. Jika melakukan kesalahan, maka akibatnya akan dirasakan.” Ucap Ustadz Adriano rusfi pagi itu.
Meski materi yang disampaikan hanya melalui zoom, tapi kalimat beliau benar-benar menancap dalam diriku. Terkhusus dalam pembahasan konsekuensi.
Anganku melayang. Melambung jauh ke masa lalu, teringat kejadian kala itu. Peristiwa yang belum genap satu tahun, sehingga membuatku paham makna konsekuensi.
➖➖➖➖➖
Aku khawatir jika perasaan itu muncul lagi. Kemelut dan resah selalu menghantuiku saat mengingat kejadian itu. Bukan, ini bukan takut pada gelapnya malam atau gongongan anjing dimalam hari. Tapi ini ketakutan pada rasa yang menyebabkan diri ini tak bisa memejamkan mata dan terlelap. Atau bahkan terjaga dari larutnya malam hingga adzan subuh berkumandang. Sungguh, aku takut hal itu terulang. Takut mengagumi makhluk yang tak diridhoi Allah, diwaku yang tak tepat.
Ya. Hal itu membuatku merasa dihantui. Bayangan sosoknya seolah melayang dalam anganku. Pada akhirnya akupun menyerah. Sungguh terasa, betapa lemahnya diriku. HIngga kuputukan untuk bersimpuh dan memohon padanya.
“Ya Rabb.. Semua ini kau yang beri. Semua ini milikmu. Tolong hamba, bantu hamba agar berhenti dihantui pikiran itu.”
Beberapa pekan terlewati, Mula berkurang angan tentang hal itu. Namun tetap saja belum sembuh, hidupku belum kembali normal seperti dahulu kala. Sosok itu sesekali masih muncul dalam benakku.
Ya.. Ini satu konsekuensi dari kesalahan diri ku. Berawal dari mencoba diskusi dengan niat menggali ilmu padanya. Tapi aku lupa meminta perlindungan dari Nya. Lantas lupa menundukkan pandangan dan sejenak lalai mengingat Nya. Sampai lupa memuji Nya, malah memujinya.
Ya Rabbi.. Dari kejadian saat itu, kini aku semakin paham, bahwa hidup ini penuh konsekuensi. Hukum sebab akibat benar-benar berlaku.
Jika tak menundukkan pandangan, hati terombang-ambing dibuatnya. tundukkan pandanganmu
Jika malas konsekuensinnya kerjaan menumpuk, hasil tak maksimal. Masa depan suram.
Tak menjaga lisan konsekuensinya menyakiti orang lain dan dijauhi orang lain.
Tak mau belajar konsekuensinya merasakan pahitnya kebodohan dimasa depan.
Namun sealiknya, konsekuensi dari pilihan menjadi orang pandai dan berhasil haruslah mengorbankan waktu dan masa bemainnya, namun panen raya telah menanti di masa depan. Dan berbagai contoh lannya.
Kini aku benar-benar paham. Bahwa hukum sebab akibat akan benar-benar berlaku, baik di masa kini, atau masa depan.
Sungguh, setiap kejadian akan ada konsekuensinya.
Maka… selalu pikir baik-baik apapun sesuatu hal yang akan dikerjakan, baik urusan sepele atau urusan besar.
Saudarimu. Yang sedang belajar berhati-hati.
Bogor Kota Hujan, 23 Juni 2020.
@hananselma18
Komentar
Posting Komentar