WARISAN ABADI
Kala itu aku bertemu seorang ibu kira kira berusia 40 tahun, beliau berprofesi sebagai trainer dan konsultan pendidikan. Ia memberi ku nasihat. “Kalau mau jadi trainer yang professional, lahirkanlah suatu karya.”
Iya, sejak SMP, diriku memang sudah menetapkan hati bahwa aku ingin menjadi seorang trainer professional. Tak ada alasan lain, selain karena aku jatuh cinta dengan aktivitas bermanfaat seperti; berbagi ilmu, memberi inspirasi, dan motivasi.
Mendengar nasihat singkat ibu tersebut, saat itu juga kutetapkan untuk melahirkan suatu karya tulis. Entah, buku tentang apa. Pokoknya, aku harus nulis!
Sebulan setelahnya, disebuah pelatihan talents mapping secara tak sengaja, aku bertemu seorang penulis buku, coach Aji namanya. Orang Bandung yang sudah menerbitkan empat buku, dua diantaranya diterbitkan oleh Gramedia.
Dengan rasa penasaran langsung kutanya perihal menulis pada coach Aji, "Kenapa coach Aji menulis buku?" Tanyaku spontan.
"Beberapa tahun yang lalu, tiga teman baik saya meninggal dunia. Usianya terbilang muda, mereka pun tampak sehat bugar. Namun mendadak jatuh sakit, tak lama setelahnya terdengar kabar duka. Ditahun itu pula rasanya saya tertampar, saya semakin sadar bahwa umur tak bisa ditebak. Dan kalo saya meninggal nanti, kebermanfaatan apa yang bisa saya berikan ? Warisan apa yang membuat pahala kebaikan tetap mengalir? Nah, dari situlah saya memutuskan untuk menulis buku. Saya harus Menerbitkan buku!" Begitu jawab coach Aji.
Aku tertegun mendengarnya. Ku teringat sebuah hadist dari Abu Hurairah ra, berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Jika anak Adam mati, maka terputuslah amalnya, kecuali (amal) dari tiga ini: sedekah yang terus menerus digunakan, pengetahuan yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakan dia." (HR Muslim). Benar juga ya, karya tulis adalah warisan abadi yang bisa ditinggalkan bila ajal telah menjemput. Semakin mantaplah diriku untuk segera menulis.
Tapi masalahnya, aku nggak tahu cara nulis yang baik. Tak mengerti pula trik membuat orang lain tertarik membaca tulisan buah pikir ku. Aku sama sekali tidak paham harus mulai dari mana.
Kebingunganku tentang menulis kala itu, terjawab sudah dengan diizinkannya aku belajar langsung dengan penulis. Namanya Pak Jonih Rahmat, penulis delapan buku yang semua bukunya diterbitkan oleh Gramedia.
Tak hanya itu, empat bukunya tercatat buku best seller dan telah diterjemahkan dalam bahasa melayu. Hebat bukan?
Betapa girangnya hati ini. Akhirnya aku akan belajar menulis langsung dari ahlinya! Aku percaya, ketika kita belajar langsung dengan seseorang yang berpengalaman dibidangnya, akan membuat seseorang lebih cepat naik level. Aku pernah mendengar kalimat tersebut dari Pak Jamil Azzaini.
Dan kini, setelah beberapa kali aku belajar dengan Pak Jonih, beliau selalu menekankan peribahasa MAN JADDA WA JADDA yang berarti, siapa yang bersungguh sungguh pasti akan berhasil.
"Mau dan bersungguh sungguh, itu yang terpenting." Ucap beliau suatu waktu.
Dimulai dari kesungguhan, beliau pun meminta kami untuk banyak membaca.
Membaca apapun. Seperti artikel, berita, majalah, cerita, ataupun tulisan singkat. Karena, senjata seorang penulis adalah kekayaan kosa kata, dengan luasnya perbendaharaan kata, ia mampu merangkainya menjadi tulisan elok nan mudah dipahami oleh pembacanya.
Ibarat senapan api, peluru utama sang penulis adalah kata kata beragam yang didapat dari membaca buku sebanyak mungkin.
Tak cukup hanya membaca, mulai menulis juga suatu hal yang harus disegerakan.
"Menulislah dimulai dari apa yang kau suka dan kau kuasai" tutur Pak Jonih ketika ada yang bertanya bagaimana mulai menulis.
"Tapi pak, saya takut salah kalo langsung nulis" ucapku secara spontan.
"Ya nggak masalah, namanya orang belajar pasti pernah salah, dari pada nggak pernah salah sekalinya jatuh akan sakit sekali." Sambung beliau memberi semangat
Baca - tulis - perbaiki.
Baca - tulis - perbaiki.
Begitu ritme yang Pak Jonih ajarkan pada kami.
Yakinlah bahwa semua orang bisa menulis. Mengapa begitu? Karena setiap orang punya kisah uniknya masing- masing sehingga bisa dituangkan dalam bentuk tulisan.
"Semua orang bisa bicara" Pesan Larry King
"Semua orang bisa menulis" Tutur Pak Jonih Rahmat
Bogor, 11 Desember 2019
Follow me on :
Ig : hananselma18
Fb : hanan wijdan amalia selma
Mantap
BalasHapus