Masih Tentang Perjalanan

Dua tahun yang lalu. Dgn ritme perjalanan yang mirip:

Kendal (tp skrg Semarang) - Jatinegara - Manggarai - Bogor 

Tp waktu itu udh sampe Depok dan diminta balik ke Jakarta. 

Memori itu tak pernah hilang apalagi lekang dlm ingatanku. Gimana rasanya, gimana pecahnya tangisku di gojek, di KRL dgn perasaan tak menentu.

Suasananya, rutenya mirip. 
Masih bergetar juga mengingat hal itu. Aku menerima, tp aku tak kan lupa. Aku terima sebagai proses dan perjalanan hidup, yg dgn nya lah aku berproses dan mendapat sejuta hikmah, tp aku  mustahil lupa rasanya.

Alhamdulillah, hampir dua th yg lalu perjalanan panjang itu bs sampai skrg. Meski dgn ritme yg mirip, tp suasana kali ini lebih menyenangkan. 
Kalo dulu berdebar tak karuan, pecah tangisku di sepanjang perjalanan Jakarta - bogor, tp kini aku telah belajar bahwa percaya sama Allah bukan sj terkait menyiapkan hati dgn apapun yg akan terjadi, tp juga SIAP MELEPASKAN, SIAP TAK MEMILIKI. Karena kesiapan tak memiliki, kesiapan melepaskan adl cara paling nyaman utk menyiapkan hati dgn segala masa depan yg tak tertebak. Karena sungguh, kita benar² tak memiliki apapun di dunia ini. Kita hanya dipinjemin, dipinjemin sama Allah. Jadi, menitipkan rasa dan menyiapkan ruang khusus utk melepaskan adl cara membesarkan hati. Begitu juga pesan ustadz Salim A. Fillah dlm ceramahnya yg kudengar semalam di YouTube. 

Siap memiliki = Harus siap melepaskan, siap tak memiliki 

Kalo udah terbiasa dgn hal itu, lega rasanya hati. Tenang. Kalaupun tangis tetap pecah, maka tangis itu adl tangis yang lega, tenang. Bukan tangis kecewa, marah, apalagi mengutuk.

Tak semudah itu dlm realisasi, tp memang butuh dilatih. 

Terimakasih aku, sudah melewati proses panjang dua tahun ini, bahkan lebih. Terimakasih sudah berusaha ikut aturan Nya, meski sesekali emosi tak terbendung. Terimakasih aku dan org org yg udh support.

Dan uang terpenting, terimakasih ya Rabb udh tuntun hamba Mu ini. Tanpa hidayah dari Allah, pastilah aku tak mampu.


Jakarta, 29 Okt 2022
Dalam sebuah perjalanan dan kembali teringat saat itu. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Aqil Baligh (oleh Ustadz Adriano Rusfi)

Sudah Berlayar 2 Tahun dan Akan Selamanya Hingga ke Surga Insyaallah

Mulai Dari Mana?