Apa nunggu vonis baru bergegas?
Apa nunggu vonis baru bergegas?
Sebuah tulisan renungan di akhir-awal tahun, dari aku yang menghabiskan hampir dua pekan liburan dengan sakit typus.
Pusing itu tak juga pergi dari kepala ku. Sejak kemarin malam (20/12/21) sesampainya aku di rumah, pusing ditambah badan panas terus menyerang diriku. Aku yang cukup jarang sakit mulai khawatir, pasalnya, sudah lebih dari tiga hari panas-pusing-mual terus menghiasi hari hari ku. Kadang panas turun, kadang suhu tubuh kembali naik dan panas. Kadang kepala terasa ringan, kadang terasa pusing dan berat di bagian belakang. Ah... Entahlah, aku benar benar bingung, ada masalah apa dalam tubuhku.
Hari ke lima demam yang naik turun dan pusing yang kerap melanda, akhirnya aku dan ibu memutuskan untuk periksa ke puskesmas. Dari cek gigi sampe tensi, nggak ditemukan masalah apapun dalam tubuhku. Aku semakin deg degan bukan main, pasalnya, beberapa hari yang lalu saat membaca salah satu aplikasi kesehatan di internet, tertera bahwa tanda sakitku ini seperti tumor kepala. Sontak aku yang membaca info dari internet itu langsung ketakutan dan membayangkan kematian begitu dekat denganku, membayangkan kondisi terburuk jika takdir mengantarkan ku pada penyakit mengerikan itu.
Percakapan antara aku dan diriku terhenti, saat dokter memintaku cek darah. Begitu masuk ruang lab dan ruang ambil darah, seorang petugas menyatakan bahwa aku positif typus. Jadi, demam, pusing, mual ku adalah efek dari sakit typus lima hari ini.
Ah.... Lega sekali aku. Alhamdulillah bukan penyakit mengerikan seperti yang aku baca beberapa hari kemarin. Lega sekali rasanya.
Penyembuhan masih lima hari setelahnya, atau total 10 hari aku sakit typus, selama sakit pun aku banyak merenung dan berdialog dengan diriku sendiri. Mencoba meraba tiap pesan cinta Nya, apa sih maksud dari sakit ku ini?
Dari banyaknya dialog dengan diri sendiri, aku menemukan satu pesan cinta Nya, yakni "apa nunggu vonis dokter baru bergegas?"
Iya, beberapa hari sebelum tau bahwa aku typus, aku memang sempat bilang ke ibu, "kalo vonis sakit ku ngeri gimana Bu? Trus sakitnya bikin 'pulang' duluan, gimana ya bu?" Ibu yang mendengar kalimat ku tersebut langsung mengingatkan ku biar nggak negatif thinking.
Ah, tapi intinya sebelum tau bahwa sakitku typus, aku memang membayangkan kondisi terburuk jika vonis sakitnya mengerikan, jika umur tak lagi panjang, dan aku langsung mencoba menghitung apa aja urusan yang mesti diselesaikan, apa aja dosa dosa besar yang mesti taubat nasuha, apa aja dosa dosa yang harus dihentikan, apa amal yang bisa diperbanyak buat dapet ridho Nya, apa niat yang mesti diluruskan dan dikuatkan...
Auto bergegas setelah membayangkan umur ga akan panjang.
Jadi pertanyaannya, "apa nunggu vonis dokter biar bergegas?"
Apakah baru bergerak saat dinyatakan punya sakit parah yang mengakibatkan kematian? Apa baru serius pas kematian baru mendekat?
Wahai diri, mari mulai lembaran tahun baru dengan bergegas dalam urusan kebaikan. Mari serius dan jadi yang terbaik dalam setiap peran yang diamanahkan Allah pada kita. Semoga kesungguhan kita, membuat Allah ridho dan Allah izinkan kita mati dalam keadaan Husnul khotimah, kondisi terbaik.
Hanan Wijdan Amalia Selma
Komentar
Posting Komentar