Mendidik Diri Sebelum Mendidik Orang Lain

   


     Setiap ditanya, "apa cita citamu?" akupun sama seperti anak SD pada umumnya yang menjawab dokter sebagai pilihan cita cita dimasa depan. 

   Berputarnya waktu, seiring bertambahnya bilangan usia membuatku semakin mengenali diriku, bahwa aku adalah sosok ceria yang senang memajukan orang lain dan membuat orang lebih bersemangat. Hingga akhirnya diusia SMP-SMA konsisten menjawab trainer motivator sebagai pilihan impian besar dalam hidup. Ya, aku memegang teguh soal pilihan hidupku ini. Namun dipenghujung SMA, orang tua ku menyampaikan berkali kali soal peran terbaik seorang wanita adalah menjadi ibu terbaik untuk mendidik anaknya dan membersamai di rumah. 

    Aku yang mendengar ungkapan bapak tersebut memang tak serta merta menerima. Bahkan cenderung menolak mentah-mentah dengan dalih ingin berkarya dan meluaskan manfaat. Tapi semakin bertambahnya umur membuatku semakin dewasa dalam berpikir dan semakin memahami bahwa kembali ke fitrah adalah cara terbaik untuk hidup. 

    Maka sejak saat itu aku menetapkan sebuah cita cita terbesar dalam hidpku. Cita cita besar itu adalah menjadi full time mom, be happy and productive mom, bunda terbaik yang mengantarkan anak anak mencintai Rabb Nya dengan kembali ke fitrah dan akhlaq terbaik.

    Kembali pada fitrah bahwa wanita adalah madrasatul ula atau pendidikan pertama bagi anak anaknya. Menyadari betapa pentingnya peran madrasatul ula bagi perkembangan islam membuatku merasa harus segera belajar tentang ilmu parenting. Pada akhirnya aku memutuskan untuk belajar ilmunya diusia 19 tahun atau hampir 3 tahun hingga saat ini. 

    Dan benar, dari mempelajari ilmu parenting itu membuatku semakin tersadar bahwa mendidik tak boleh mendadak. Harus penuh persiapan dan ilmu. Tak boleh sembarangan dan asal.

    Inti dari ilmu parenting dan pernikahan yang aku dapatkan sampai saatini adalah, betapa pentingnya MENDIDIK DIRI SEBELUM MENDIDIK KELUARGA. iya, mendidik diri mungkin terdengar aneh, namun inilah kenyataan yang harus kita lakukan, bahwa memulai perbaikan dari diri sendiri. Menshalihkan diri, sebelum menshalihkan keluarga dan orang lain. 

    Yuk shalihkan diri dari sekarang. Mulai dari perkara kecil hingga krusial, libatkan Allah dalam setiap langkah. Mungkin kamu yang sedang jatuh hati pada seseorang (eh wkwk) mulai pakai aturan Allah untuk menyikapi rasa itu. Pastikan rasa itu dengan bertanya melalui perantara, atau lepaskan seutuhnya. Jangan zina hati ataupun pikiran dengan memikirkan doi yang belum halal untuk kita. 

    Kamu yang mungkin lagi males dan badmood, pakai cara Allah untuk menyikapi hal itu. Doa dan minta dijauhkan dari rasa malas yang melenakan, lalu dekati teman shalih.

    Intinya mah selalu libatkan Allah dalam setiap urusan. Selalu tanya ke diri sendiri, "Allah suka nggak ya sama yang aku lakukan? Allah ridhonggak ya?"

    Ah... Cara Allah mengatur kehidupan ini sungguh indah dan menenangkan. Maka gunakan aturan Allah dalam kehidupan sehari hari adalah cara terbaik agar hidup semakin berkah dan mendapat ridho Nya.

    Mari shalihkan diri sebelum menshalihkan orang lain. Mari mendidik diri sembelum mendidik orang lain. Semangat ya aku :)


With Love❤
Hanan Wijdan Amalia Selma. Bogor, 9 Januari 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Aqil Baligh (oleh Ustadz Adriano Rusfi)

Sudah Berlayar 2 Tahun dan Akan Selamanya Hingga ke Surga Insyaallah

Mulai Dari Mana?