Hatiku Terpikat Padanya


Dua hari yang lalu aku baru saja berkenalan dengan seorang kakak asal Lombok. Usianya yang hanya terpaut setahun dariku, membuat kami terkesan seumuran.

Parasnya tak secantik artis hollywood, ataupun selebgram dan artis tiktok. 
Meski kami hanya bertemu via online di Video Call Whatsapp, namun aku merasakan betul senyumnya sangat menenangkan. Wajahnya meneduhkan. 

Setiap menatap matanya membuatku merasa tenang dan damai. Entahlah, sepertinya baru kali ini aku merasakan keteduhan itu terpancar dari pertemuan online.

Aku tak tahu apakah ini hanya perasaan sekelebat yang hadir sementara atau memang benar adanya. Namun keteduhan itu benar benar kurasakan. Sepertinya muncul dari bacaan Al Quran yang rutin beliau lantunkan setiap hari. Munajat cinta dari kalam Nya yang terus diingat. Ya... Beliau penghafal Al Quran sekaligus musyrifah ku diprogram tahfizh online.

Selepas pertemuan singkat itu, aku semakin paham bahwa, menenangkan dan good looking itu bukan soal ganteng ataupun cantik. Bukan pula soal hidung mancung atau pesek. Atau bahkan kulit putih bersih atau sawo matang. Namun soal hati yang terpancar dari jiwa yang bersih, hati yang tenang sebab kedekatan ia pada sang ilahi Rabbi. 

Bukan soal apa yang tampak diluar, namun soal inner beauty

MasyaAllah.. Alhamdulillah..
Izinkan kami terus mendekat kepada Mu ya Rabb. Izinkan kami mencintai Mu dan rasul Mu sedalam dalamnya.

Ciampea Bogor, 11 November 2020
Catatan Selma dipenghujung malam


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Aqil Baligh (oleh Ustadz Adriano Rusfi)

Sudah Berlayar 2 Tahun dan Akan Selamanya Hingga ke Surga Insyaallah

Mulai Dari Mana?