Cara Terbaik Menyelesaikan Masalah
"Gue sebel deh sama dia, kalo ada dia rasanya tuh bikin nggak nyaman."
Sadar ga sih, sebetulnya setiap hubungan dan kerjasama pasti akan muncul suatu konflik. Iya kan...
Pernah ga guys kamu terpikir semacam itu?๐
Kalo pernah, artinya kamu tepat ada di blog ini. Bukan suatu kebetulan, tentunya ini cara Allah nunjukin jawaban atas pertanyaan kamu tadi.
Nah.. Kali ini aku mau share ringkasan materi MANAJEMEN KONFLIK. Suatu pembahasan keren abissss yang aku dapetin dari Sekolah Calon Ibu, dengan pembicara Kang Yazid.
Siyaaap ya... Sebelum baca selengkapnya, jangan lupa senyum dulu dan baca bismillahirrahmanirrahim
Owkaay kita mulai ya๐๐
๐Semakin dekat hubungan seseorang, maka potensi munculnya konflik akan semakin tinggi, begitu juga sebaliknya. Gimana enggak makin tinggi, lha wong ketemu terus, interaksi terus... Ya wajar kalo terjadi perbedaan pendapat.
๐ Asumsi adalah dasar dari masalah.
Bedanya asumsi sama masalah gimana? Masuk ke contohnya ya guys...
Ex. Suami pulang dalam keadaan keringatan, basah kuyup, wajah berminyak langsung tidur tanpa mandi.
Asumsi kita: "Ih kok jorok banget ya sekarang"
Faktanya: "kok nggak mandi dulu sebelum tidur, kenapa?"
Dari contoh itu, berasa kan perbedaannya. Pas denger contoh itu, aku sih berasa banget. Dan efeknya emang bakal beda banget.
Nah... berawal dari asumsi itulah konflik akan bermunculan.
๐Asumsi merupakan dasar konflik
#1 Setiap hubungan selalu menghasilkan KERJASAMA dan KONFLIK. Kenapa ada konflik? Karena situasi antara dua pihak memang tak selalu sepakat. Maka... Berharap sebuah hubungan tanpa konflik adalah kemustahilan
#2 Konflik adalah fenomena alami dan keniscayaan dalam hidup manusia
#3 Konflik bisa diselesaikan dan tidak selalu berdampak negatif
๐ Persepsi Konflik
1. Konflik adalah war. Menganggap konflik sebagai peperangan. Targetnya adalah musuh. Tujuannya untuk dihabisi.
2. Konflik adalah game. Menganggap prosesnya adalah kompetisi. Mengahadapi lawan untuk dikalahkan.
3. Konflik adalah challenge. Menganggap prosesnya sebagai tantangan. Menghadapi partner.
Persepsi terbaik yang harus dibangun dalam suatu hubungan adalah persepsi ke tiga. Namun sayangnya, kebanyakan orang di dunia ini menggunakan persepsi yang pertama dan kedua saat mengahadapi konflik.
Ciri ciri orang yang masih berada dalam persepsi satu dan dua adalah ia menyalahkan orang lain. Terlepas dari benar atau salahnya orang lain, tak perlu ada menyalahkan. Sampaikan saja sebaik mungkin sesuai faktanya, bukan asumsi.
Akibat persepsi satu dan dua tersebut adalah:
1. Terhambatnya penyelesaian konflik
2. Menggores luka hati orang lain. Dan luka hati ini tak mudah sembuh.
๐ Stadium Konflik
๐Level dasar
Peace, damai minim konflik.
๐Level 1
The Unvisible conflict. Adanya ketidakcocokan dengan orang lain. Ini adalah biji konflik.
Ex. Saya nggak suka bau badan dia. Saya nggak nyaman suara keras pintu itu.
Jika sudah sampai level satu ini, usahakan langsung selesaikan. Dengan cara apa...
1. Komunikasikan dengan cara terbaik dan tabayyun. Yang mendapat masukan entu harus menerima dan lapang dada.
Atau
2. Terima dengan lapang dada, ikhlaskan, ridhoi keadaan yang ada.
๐Level 2
The Perceived. Konflik yang mulai terucap dengan kata dan tindakan. Debat karena perbedaan pendapat, tuntutan, pertentangan
๐ Level 3
The Fighting ditandai dengan perlawanan nyata. Pertengkaran fisik atau verbal. Kekerasan, pemutusan hubungan. Biasanya perempuan ngomel nyelekit, laki laki menggunakan tangan atau fisik lainnya.
Jika konflik sudah masuk level satu, segera selesaikan. Jangan dibiarkan berlama lama, karena konflik akan jadi tumpukan masalah yang menebal.
Percayalah, bahwa setiap fase kehidupan pastilah ditemui banyak konflik, maka segera selesaikan meski hal remeh sekalipun.
Owkaaayyyy... Karena sudah cukup panjang tulisan kali ini.... Aku mau cukupkan sampe sini.
Sebetulnya belum semua pembahasan kutulis di sini. Karena terlalu panjang, jadi kupersingkat saja๐
Semoga bermanfaat ya. Semoga kita semua adalah orang orang yang mampu menyelesaikan konflik sebaik mungkin, dengan cara elegan☺๐ก
๐ธ: Dari galeriku. Suatu senja di Kabupaten Sumedang.
Komentar
Posting Komentar