Rumah di ujung jalan


Sore itu adalah kali pertama aku memasuki rumah kecil di ujung jalan. Benar-benar mungil dan terletak dipojokkan.

Sesak, sempit. Mgkn kata itulah yg mampu menggambarkan suasana hunian ini. Betapa tidak... rumah berukuran 2x4 meter itu terletak di ujung jalan sangat kecil. Membuat nafas terasa sesak dan udara segar susah didapat. Aku yang bertamu di rumah itupun merasa tak nyaman dan ingin lekas menyelesaikan pembicaraan dan mencari udara segar.

Aku tak mengerti, bagaimana si ibu beserta keluarganya mampu bertahan hidup dalam bangunan sempit di tanah kecil yang udara segarpun tak mampu di dapat.

Namun yang jelas, itulah nyatanya. Mungkin tak ada pilihan lain selain menerima kenyataan pahit itu. 

"Masih untung bisa tidur, meski tempatnya sempit." Sepertinya pernyataan itu yang menguatkan si ibu beserta keluarganya.

Teringat sebuah pesan Pak Ary Ginanjar Agustian dalam sebuah tulisan. "Fokus pada apa yang kau miliki dan teruslah bersyukur, maka kebahagiaan dan kecukupan akan kau dapatkan. Dan terima dengan ikhlas keadaan yang engkau alami. Sehingga dengannya engkau semakin menikmati hidup." 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Aqil Baligh (oleh Ustadz Adriano Rusfi)

Sudah Berlayar 2 Tahun dan Akan Selamanya Hingga ke Surga Insyaallah

Mulai Dari Mana?