Pesan Untukku dan Sahabatku

Dear selma dan sahabatku. Diri tersayang yang dirahmati Allah… Engkau begitu berharga. Allah ciptakan dengan sempurna. Dirimu begitu hebat meski dengan segala kekurangan dan kelebihan yang Allah anugerahkan padamu.

Izinkan aku menuliskan pesan ini untukmu. Sosok berharga yang Allah percayakan untuk hidup dan menebar manfaat pada ummat.

Dear selma dan sahabatku. Engkau begitu hebat. Namun sayang beribu sayang jika nikmat sehat, waktu luang, kesempatan, dan kelapangan tidak kau maksimalkan karena masih berseteru dengan hawa nafsu seperti malas, tidak komitmen, dan bersantai ria. 

Jihad melawan hawa nafsu walaupun tidak seberat jihad melawan orang kafir, namun ia bukan berarti berada di bawahnya.
Ada yang pernah berkata pada Al Hasan Al Bashri rahimahullah Ta’ala,

يا أبا سعيد أي الجهاد أفضل
“Wahai Abu Sa’id, jihad apa yang paling afdhol?”

Jawab beliau,
جهادك هواك

“Jihadmu melawan hawa nafsumu.”
Ibnul Qayyim mengatakan bahwa beliau mendengar gurunya berkata,

والهوى أصل جهاد الكفار والمنافقين فإنه لا يقدر على جهادهم حتى يجاهد نفسه وهواه أولا حتى يخرج إليهم

“Hawa nafsu adalah asal dari jihad melawan orang kafir dan orang munafik. Kita tidak mampu berjihad melawan orang kafir dan munafik sampai berjihad terlebih dahulu melawan diri sendiri. Hawa nafsu lebih pertama diperangi lalu keluar jihad melawan mereka.”

Disebutkan dalam Roudhotul Muhibbin, karya Ibnul Qayyim, terbitan Ibnu Katsir, cetakan ketiga, tahun 1429 H, hal. 530.


Jadi.. inti dari pesan tersebut adalah jihad melawan hawa nafsu memang jihad pertama sebelum melawan kebathilan atau keburukan. 

Kalo dipikir si memang benar. Misalnya aja kita mau berdakwah di sosial media. Tapi masih moody-an dan sering males. Nggak mungkin bisa konsisten kan..? Alhasil konten tak akan maksimal dan tak mampu memerangi konten negatif di sosial media karena kita kurang gencar di dalamnya.

kalo kata Ustadz Zaky A. Rivai dalam kajiannya di spotify 


beliau bilang, “Saya juga males kayak temen-temen milenial semua… Karena saya males makanya saya nggak mau nunda pekerjaan. Soalnya kalo nunda tugas dan kerjaan jadinya harus begadang dan kejar deadline. Kan lebih capek… Udah gitu hasilnya kurang memuaskan. Makanya saya segera selesaikan tugas biar bisa males-malesan.”

Dear selma dan sahabat, percayalah.. Orang besar tak lahir dari rasa malas dan sifat negatif. Semangatlah untuk menggapai impian dan menebar manfaat… Jika malas menghadang, selalu ingat bahwa dirimu sedang berjihad. Ini ujian, InsyaAllah tercatat sebagai pahala ibadah. 
Munculkan juga dalam benak bahwa impianmu begitu berharga, maka harus tercapai dengan diusahakan semaksimal mungkin.

Semangat ya! Doaku menyertaimu. Semoga Allah berkahi dan ridhoi setiap langkahmu. Salam hangat dariku untuk Selma dan sahabatku.

Kendal, 22 Mei 2020
Malam terakhir di bulan ramadhan 1441 H.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Aqil Baligh (oleh Ustadz Adriano Rusfi)

Sudah Berlayar 2 Tahun dan Akan Selamanya Hingga ke Surga Insyaallah

Mulai Dari Mana?