Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Belajar Menerima

Gambar
Oleh : Hanan Selma Awan terlihat gelap sore ini. Tak lama setelahnya rintik hujan mulai berjatuhan. Tercium aroma khas hujan, membuat suasana semakin menenangkan. Ya, bagiku hujan tak sekedar rintikan air yang membasahi jalanan. Lebih dari itu, hujan punya makna tersendiri bagiku. Bayanganku melayang, melesat ke masa lalu. Empat belas tahun silam di Kendal; kota kecil penuh kenangan. Sore itu, kami menempuh tiga puluh menit perjalanan dari desa Jatipurwo; tempat nenek kami menetap.  Hujan deras mengguyur jalanan kecil beraspal. Kami bertiga; Mas Faris, Mas Zaki, dan Aku, duduk di motor yang dikendarai Ibu. Iya, Bapak sedang diluar kota saat itu. Hujan semakin deras. Tak henti-hentinya petir menyambar. Dibalik badan Ibu dan jas hujan kelelawar biru tua, kami bertiga berlindung. Meski begitu, tempias hujan tetap membasahi sebagian tubuh kami. Jalanan semakin licin, suasana desa makin gelap nan sepi, terlihat sangat menakutkan, membuat Ibu memutuskan untuk berteduh. Kami m...

LIBURAN SERU

Gambar
Oleh : Hanan Selma Ditulis dengan sudut pandang sebagai peserta. Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Rabu pekan terakhir dibulan ini. Langit terlihat gelap, awan tebal menyelimuti pagi ini. Rintik hujan tak hentinya membasahi bahu jalan sejak semalam penuh. Air bah dari langit terus mengguyur tanah, membuat sepatu kecilku basah. Hujan tak kunjung reda, namun hal itu tidak menyurutkan semangatku. Perjalanan liburan bersama teman baru. Pengalaman yang menarik yang akan kutemui. Trip seru ini akan segera dimulai. Diawali saling berkenalan dengan kakak mentor dan teman baru, juga doa bersama di Masjid Agung At-tin, kami memulai penjelajahan ini. Tak lama setelahnya kami diminta menuju bus biru tua. Duduklah kami sesuai pilihan kursi masing masing. Ah... "Tak sabar untuk segera sampai" pikiriku. Bus melaju dengan lancar. Tak begitu cepat, tak jua terlalu lambat. Cukup membuatku nyaman; sebagai orang tak bernyali ngebut-ngebutan. Teman-teman ku terl...

Takut Gagal

Gambar
TAKUT GAGAL Oleh : Hanan Selma  Suhu ruangan terasa semakin dingin. Sepertinya, air conditioner di kantor ini terlalu kecil suhunya. Siang itu di PT. Menamas gedung lantai sebelas,  kami berkesempatan berguru pada Pak Nanang; pengusaha sukses yang bergelut dengan minyak dan gas. "Setelah menuliskan rencana startup masing-masing, silahkan tulis keraguan kalian di lembar berikutnya." Pinta Pak Nanang, maestro kami dibidang marketing. Tak perlu berpikir keras, kutulis poin-poin keraguanku. Sebagai pemain awal, kekhawatiranku tentang rencana masa depan, sering kali bermunculan silih bergantian. "Sudah?" Tanya Pak Nanang setelahnya. Kami mengangguk cepat seraya tersenyum. Udara dingin semakin menyelimuti tubuhku, sementara di luar gedung, dari kaca transparan terlihat jelas, terik matahari semakin menyengat. Membuat suasana Ibu Kota Jakarta semakin gerah. Beliau baca satu persatu tulisan kami, berbagai masukan kuterima dan segera kucatat.  "Kayaknya tulisan tentan...

RAHASIA HIDUP

Gambar
"Sebenarnya, hidup ini mudah. Semua hanya tentang setiap rasa dibalik peristiwa." Ucap Bapak malam itu. Malam semakin larut, jarum jam menunjukkan pukul 21.00, namun kami semua masih terjaga.  Bersama Mas Zaki dan Mas Faris, ku dengarkan petuah bijak dari Bapak. Sebagai anak rantau yang pulang hanya dua kali setahun, kami bertiga jarang sekali bisa berkumpul dengan Bapak dan Ibu secara lengkap. Meskipun hari lebaran. Maka momen langka seperti ini harus  dimanfaatkan sebaik mungkin. Dan malam itu Bapak menceritakan rahasia hidup. "Hidup ini gampang. Sejatinya kehidupan adalah rasa dibalik segala yang terjadi." Tutur Bapak sekali lagi.  Sambil termenung diam, kupikirkan kalimat Bapak, "Apa maksudnya ya ? Bukankah ada banyak orang yang kesusahan hidup ya ?"  Seolah bisa membaca pikiran Bapak lanjutkan nasihatnya "Banyak orang yang hidupnya sulit sekali, termasuk teman teman Bapak. Dulu, berjualan keliling, sekarang pun tetap berdagang dari r...

WARISAN ABADI

Gambar
Kala itu aku bertemu seorang ibu kira kira berusia 40 tahun, beliau berprofesi sebagai trainer dan konsultan pendidikan. Ia memberi ku nasihat. “Kalau mau jadi trainer yang professional, lahirkanlah suatu karya.” Iya, sejak SMP, diriku memang sudah menetapkan hati bahwa aku ingin menjadi seorang trainer professional. Tak ada alasan lain, selain karena aku jatuh cinta dengan aktivitas bermanfaat seperti; berbagi ilmu, memberi inspirasi, dan motivasi. Mendengar nasihat singkat ibu tersebut, saat itu juga kutetapkan untuk melahirkan suatu karya tulis. Entah, buku tentang apa. Pokoknya, aku harus nulis!  Sebulan setelahnya, disebuah pelatihan talents mapping secara tak sengaja, aku bertemu seorang penulis buku, coach Aji namanya. Orang Bandung yang sudah menerbitkan empat buku, dua diantaranya diterbitkan oleh Gramedia. Dengan rasa penasaran langsung kutanya perihal menulis pada coach Aji, "Kenapa coach Aji menulis buku?" Tanyaku spontan. "Beberapa tahun yang lal...

Antara Aku dan Abang Gojek

Gambar
Malam itu, sebuah pesan singkat masuk ke hp ku,  "Selma, karena besok jam sepuluh saya ada agenda lain, kuliahnya kita majukan jadi jam delapan pagi ya. Tempat seperti biasa" Rupanya pesan whatsapp dari Pak Jonih Rahmat, penulis delapan buku yang semua bukunya diterbitkan oleh penerbit gramedia dan empat diantaranya best seller. "Siap pak, Insyaallah" Ucapku singkat sembari berpikir, harus berangkat jam berapa ya aku ? Normalnya perjalanan menuju Sekolah Alam Ciomas (Sekolah yang didirikan Pak Jonih) menggunakan kendaraan umum memakan waktu 2,5 jam. Artinya aku harus berangkat dari RQ (rumah qur'an); tempat aku tinggal jam 05.30. Hmmm... Cukup pagi ya. batin ku Esoknya drama mengejar waktu dimulai. Diriku yang belum terbiasa berangkat ketika pagi buta membuat harus berlari pontang panting antara mengerjakan kewajiban rumah qur'an dan janji dengan Pak Jonih. Dimulai dari ritual ibadah, beberes, setoran hafalan, hingga bersiap diri membuatku cukup ...