Postingan

Sudah Berlayar 2 Tahun dan Akan Selamanya Hingga ke Surga Insyaallah

Gambar
Masyaallah tabarakallah. Ini beneran udah 2 tahun? Perasaan baru kerasa kemarin banget. Perasaan baru hectic urus ini itu persiapan pernikahan sampe tepar demam H-2 pernikahan lantaran pusing ujian + pusing persiapan pernikahan yang teramat sangat singkat. Di tanggal yang sama malam ini, aku masih ketawa sama temen temen yang hadir di hari pernikahanku. Tanggal 14, dua tahun yang lalu hujan deras sesaat, sama seperti malam ini hujan pun membasahi jalanan.  Masih sangaaaat teringat bagaimana malam malam yang menegangkan melepas status singlelillah menjadi istri. Gimana deg degannya sampe nggak bisa tidur. Meski tidur sejenak, esoknya di tanggal 15 Januari pukul 02.00 Allah bangunkan aku dengan berbinar binar siap menyambut hari penting dalam hidup yakni akad nikah. Ya Allah ini beneran udah nikah? Ya Allah ini beneran udah jadi istri? Dan yaaa penantian panjang, si bucin yang ...

Lelah Katanya

Gambar
Pukul 22.45 WIB aku tiba di rumah. Perjalanan Semarang - Kendal 1 jam 15 menit membawaku pada pelajaran hidup, merenungi sudah sejauh mana diri ini dengan tujuan yang semestinya dicapai.  Ah lagi lagi aku merasa malu, sungguh malu rasanya. Allah beri banyak nikmat, selamat, berkah, rahmat serta kebaikan tak terkira namun diri ini masih saja tak Istiqomah atas kebaikan. Masih saja dzolim pada diri sendiri, dengan melewatkan amal amal sholih. Semangat beramal masih naik turun, eh apa banyak turunnya 🥲😭 Malam ini, seperti malam-malam sebelumnya dalam perjalanan Semarang-Kendal berjarak 35 KM, aku memutar playlist YouTube ku. Video video menarik pernah hikmah itu seringkali kusimpan untuk didengar saat perjalanan. Malam itu dua video kupilih untuk didengar melalui headset .  Satu video Habib Ja'far berjudul Saat Diri Merasa Lelah, video ke dua tentang Istiqomah Selepas Ramadhan yang disampaikan oleh Ustadzah Tika Faiza, Psikolog.  "Hidup ini memang lelah, tapi berpikirlah ...

Ngalah sih, tapi....

Gambar
Aku yang lagi antri kamar mandi setelah solat subuh, tiba-tiba ibu ibu agak tua menyela. Krn udh kebelet pipis (maklum habis sahur minum banyak), aku terpaksa bilang "maaf Bu sy antri duluan" "Adek di kamar mandi sebelah ya" jawabnya setengah memerintah  "Enggak Bu, Sy di sini. Sy dulu ya, kebelet jg" akhirnya si ibu mengalah.  Kondisi semacam ini sebenarnya cukup sering terjadi padaku. Bikin aku dilema, karena diri ini nggak suka konfrontasi akhirnya memilih ngalah aja. Saat di pasar aku disela, biasanya aku diem aja. Waktu diselip saat pesen tiket biasanya aku ga berkutik alias membiarkannya mendahuluiku. Jika satu kelompok tugas minim kontribusi, padahal sudah diingatkan, biasanya aku kerjakan sendiri meski sambil menggerutu kesal. Kadang aku berpikir 'biarlah aku yg ngalah, kasian org lain' 'biarin dah diselip, toh aku nggak buru buru, mgkn dia buru buru' atau pemikiran serupa yang membuatku terus diam saat disela antriannya.  Suatu har...

Dadakan Tapi Seru

Gambar
Dadakan kaya tahu bulat.  Pagi kemarin suamiku mau berangkat ke Limbangan bertemu seseorang. Rencananya, ia berangkat seorang diri. Tapi secara spontan mengajakku ikut. Awalnya bingung mau ikut atau engga, lantaran kepala sedikit pusing, tp aku memutuskan untuk ikut saja menemaninya di perjalanan.  Keputusanku untuk ikut itu tidak membuatku menyesal. Justru aku bersyukur sekali karena banyak hal hal menyenangkan perlu disyukuri dr perjalanan tersebut.  Diskusi ttg kambing dan prospek bisnisnya, menjadi topik menarik siang kemarin.  Bisnis kambing atau domba dititipkan boleh juga dicoba nih, untuk passive income bisa tampaknya. Modalnya pun masih bisa dijangkau. Begitu batinku  Dalam perjalanan pulang kami sempat kehujanan. Sejak Dzuhur sampai jam duaan memang masih hujan, hujan yang awet. Namun kami mmilih tak mengenakan jas hujan, Krn hujan tidak merata di semua lokasi yang kami lewati. Ada hal lucu yang membuat kamu tertawa terpingkal pingkal bersama: hujan de...

Bahagianya Hidup

Gambar
Latar: Kasir bengkel motor  "Mbaknya guru ya?" Tanya seorang bapak di sebelahku "Enggak pak, bukan guru"  "Oh mahasiswa ya?" Aku tersenyum tipis. Kukira hanya pertanyaan basa basi tanpa maksud, rupanya kalimat terakhir bapaknya membuatku bahagia "Saya tadi lihat mbaknya nunggu motor dibenerin sambil baca Al Qur'an. Bahagia saya liatnya. Insyaallah hidup sampean bahagia ya mbak" ucap bapak tersebut Aku tersenyum tipis, "iya pak, biar ndak ngalamun" Senang dan bahagia mendengar kalimat bapak itu. Kalimat singkat namun sarat makna. R asanya seolah olah Allah sedang berbisik pada ku, bahwa dengan Alquran hidupu akan bahagia. Ah ... Aku jadi teringat ustadzah Yoyoh Yusroh Allahuyarham . Sosok ibu produktif yang terus bergerak bahkan di kancah internasional dengan segala kesibukannya yang tiada habisnya namun selalu tilawah dan Al Qur'an sebanyak 8 juz setiap harinya, ya Allah, kami untuk Istiqomah, berkah, dan bahagia berlama lama be...

Mulai Dari Mana?

Gambar
"Baiknya mulai dari mana mas?" Tanyaku singkat setelah memaparkan hasil briefing dan diskusi bbrp hr yg lalu...  "Mulai dari  semangat!!" Jawabnya singkat. Aku tersenyum tipis "lha kalo semangat dan niat mmg sedari awal dong mas"  "Lho mmg hrs memulai dari semangat, karena ga mudah, kemungkinan akan bertemu lelah, dan harus siap dengan berbagai penolakan serta respon tak tertebak" begitu jelasnya.  Ya... Pagi ini aku bertekad untuk mulai langkah. Ini mmg hal baru buatku, maka khawatir, bingung sehingga banyak bertanya pada senior menjadi respon spontanku. Semangat dulu yang penting. Melangkah dengan telaten meski hasil entah seperti apa. Bukankah tugas kita melangkah....  Kalo kata suamiku "Sudut pandangnya diganti coba. Ini nikmat loh... Kesempatan yg adek dapet itu nikmat yang ga semua orang dapetin loh... Dan seru kan, karena bisa belajar hal baru, eksplor, dan dapet insight baru. Seru banget kok. Melangkah aja, apapun hasilnya serahkan p...

Ujian Kenyamanan

Gambar
TERLALU NYAMAN  Ujian tak selalu dalam bentuk ketidaknyamanan. Kenyamanan pun kerapkali jadi ujian, bahkan tak disadari.  Terlalu nyaman dengan keadaan hingga ibadah tak serajin dahulu Terlalu nyaman dengan pasangan lantas interaksi pada sang ilahi Rabbi jadi terkikis mulai berkurang Terlalu nyaman dengan pekerjaan lantas solat awal waktu tak jadi prioritas, padahal sebelumnya selalu jadi prioritas Terlalu nyaman dengan keberlimpahan hingga lupa bersyukur pada Sang Pemberi Nikmat Nyaman memang menyenangkan... Tapi kalo ridho Allah tak didapat, apakah yakin kita akan selamat? Apalah arti kenyamanan jika berkah tak lagi jadi tujuan. Bukankah berkah (ziyadatul khoir, bertambahnya kebaikan dan kedekatan pada Allah) adalah muara dari hidup dan bekal untuk mencapai surganya... Jadi, masihkah mau membiarkan diri terjebak dalam kenyamanan hingga lupa pada tujuan utama dari kehidupan?  Yuk semangat jemput berkah dan ridho Nya yuuuuk *Renungan setelah percakapan singkat dgn mas sua...