Harta Berharga Itu Telah Dirampas

     


    Aku berteriak kencang, berlari, dan berusaha menghindar. Terengah-engah berlari kencang hingga ujung jalanan. Berusaha menggerakkan tubuh dengan gesit untuk menghindari tiga orang yang berusaha mengepungku seorang diri dengan tatapan tajam. Lelah tak tertahankan itu sempat membuat pandanganku kosong beberapa detik, saat itulah dompetku diambil, dirampas dan diambil dengan cepat oleh seorang preman mengerikan itu. 

    "Aaaakkkkk dompetku" teriakku kencang melengking meminta tolong orang-orang. Namun tak ada yang mendengar, jalanan itu sedang tak ramai.

    Dengan segala ketakutan, badanku hanya terkulai lemah dipinggir jalan, lantas bergetar khawatir dengan dokumen penting di dompet, uang-uang, dan saldo di dalam kartu ATM yang terancam keamanannya.

    "Gimana ini? Aku pulang naik apa? Aku udah nggak punya uang karena semua uang ku ada di dompet dan ATM" Ucapku seorang diri yang tengah kalangkabut dalam kondisi tak terduga itu. 

    Aku linglung, kehilangan arah, dan tak mengerti harus berbuat apa, lantas menangis sesenggukan. Semua terjadi begitu cepat dalam hitunggan beberapa detik.


***

    Deg. Ternyata kondisi mengerikan itu hanyalah bunga tidur, bukan alam nyata. Aku terbangun dengan nafas tersengal-sengal ketakutan. Mimpi tidur itu terasa nyata seperti benar-benar terjadi di depan mataku. Sungguh mengerikan dan menyedihkan jika benar-benar terjadi. Ya Rabb, terimakasih Kau masih melindungi diri ini.

    Aku memang tak pernah dan semoga tidak mengalami hal serupa yang ada dalam bunga tidur ku. Tapi setelahnya aku kembali merenung. Memikirkan tentang kehilangan yang membuat resah, takut, tak nyaman akan sesuatu yang hilang dirampas secara tiba-tiba oleh makhluk jahat tak dikenal.

    'Kalo kehilangan uang, dirampas hartanya aja panik bukan main dan menangis histeris, linglung kebingungan. Lantas bagaimana dengan waktu? Bagaimana dengan kita yang sering membiarkan waktu terbuang, dirampas oleh segala pernak-pernik dunia yang terasa indah namun sia-sia dan merampas waktu kita' Bisikku pada diri sendiri

    'Bukankah waktu lebih mahal dari uang.... Uang yang hilang bisa dicari lagi dengan bekerja atau semacamnya. Namun bagaimana dengan waktu... Jelas-jelas tak bisa dicari karena waktu tak akan berulang. Bukankah kau tau bahwa waktu lebih mahal, lebih berharga dari uang... Lantas kenapa sampai sekarang masih terus bersantai ria dengan terus rebahan dan banyak scroll sosial media tanpa merasa bersalah lantaran menyia-nyiakan waktu. Kenapa wahai diri? Tidakkah kamu takut dan mengkhawatirkan atas kehilangan harta yang sangat berharga itu?' ungkapku pada diri sendiri. 


    Allah ta'ala berfirman,

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)

"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang- orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran" (QS. Al 'Ashr) Karena seorang yang berakal apabila mendengar atau membaca surat ini, maka ia pasti akan berusaha untuk membebaskan dirinya dari kerugian dengan cara menghiasi diri dengan empat kriteria yang tersebut dalam surat ini, yaitu beriman, beramal shalih, saling menasehati agar menegakkan kebenaran (berdakwah) dan saling menasehati agar bersabar" Syarh Tsalatsatul Ushull


2023 muslim.or.id


Sumber: https://muslim.or.id/2535-tafsir-surat-al-ashr-membebaskan-diri-dari-kerugian.html


Di antara tanda baiknya seorang muslim adalah ia meninggalkan hal yang sia-sia dan tidak bermanfaat. Waktunya diisi hanya dengan hal yang bermanfaat untuk dunia dan akhiratnya, Sedangkan tanda orang yang tidak baik islamnya adalah sebaliknya .


Dan Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda,


مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ



"Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat" (HR. Tirmidzi no. 2317, Ibnu Majah no. 3976. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih),


Sumber: https://rumaysho.com/2322-meninggalkan-hal-yang-tidak-bermanfaat.html


    Akhir kata, sebuah pesan untuk kita semua terkhusus untuk diriku yang masih berproses ini, semoga Allah mampukan untuk menjaga waktu agar dipergunakan sebaik mungkin dan minim kesia-siaan Beneran ga mudah, apalagi godaan sosmed, internet yang terkoneksi 24 jam, dengan segala ujian dan godaannya begitu berat, tapi semoga Allah mampukan kita yaaa Bismillah Semangat yukkkk



At Rumah Kendal, 6 Maret 2023


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Aqil Baligh (oleh Ustadz Adriano Rusfi)

Sudah Berlayar 2 Tahun dan Akan Selamanya Hingga ke Surga Insyaallah

Mulai Dari Mana?