Tentang Hati yang Kadangkala Tak Bisa Diprediksi

Tentang hati yang kadangkala tak mampu diprediksi. 

"Seharian ini mau happy" begitu ucapmu dipagi hari. 

Tapi, siangnya ada 'drama' yang tiba-tiba membuat suasana hati tak karuan. Seketika mood berantakan dan aktivitas tak serapih biasanya. 

Dirimu berencana, namun dinamika hidup tak pernah bisa tertebak. Ah, aku jadi teringat ayat Al Qur'an yang tak sengaja kubaca semalam, 

Surat An-Najm Ayat 43 

وَأَنَّهُۥ هُوَ أَضْحَكَ وَأَبْكَىٰ 

Artinya: Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis,

Penjelasan singkat tafsir dari sumber tafsirweb.com👇

Dan selain itu, diterangkan pula dalam lembaran-lembaran kitab suci itu bahwa sesungguhnya Dialah yang mahakuasa yang telah menjadikan orang tertawa dan menangis serta menciptakan faktor-faktor yang menyebabkannya, dan sesungguhnya dia pula yang mematikan dan menghidupkan ciptaan-Nya


Sungguh, bukankah kita terlalu lemah... Bahkan urusan merencanakan tangis dan tawa saja kita tak mampu. 

Sungguh, dinamika hidup tak pernah bisa ditebak. Gejolak rasa pun tak karuan membuncah dalam hari hari kita, yang kadang hadir tanpa permisi. 

Oleh karenanya, ia (hati) harus harus terus dibersamai, ditanya kabarnya dan juga perasaannya. 

Hati ini butuh divalidasi, bukan dihakimi. Sungguh, pengakuan perasaan yang hadir adalah kebutuhan hati. Tak perlu oleh orang lain, setidaknya oleh diri sendiri. 

"Lagi ngerasain apa wahai hati? Sedih? Sebel? Capek? Atau perasaan apa yang hadir?" Coba tanya dan jawab dengan jujur tanpa judge sedikitpun.

Hati perlu ditanyai, bukan dicuekin. 
Hati dan diri, perlu diperhatikan, karena seringnya dinamika hidup tak pernah bisa ditebak dan diperkirakan... Maka, bertanya pada hati dan coba mengalirkan rasa adalah cara kita untuk memulihkan diri dari segala sesuatu yang seringkali tak sesuai harapan

Seringnya sih, kita baik ke orang lain, sampe rela berkorban sana sini biar orang lain happy. Tapi, coba berkaca, apa kita udah baik-baikin diri sendiri? Atau jangan-jangan kita sering cuek sama diri dan hati? Membiarkan setiap emosi berlalu begitu saja seperti angin lalu yang tak diselesaikan, hingga akhirnya menumpuk dan meledak bagai bom waktu.

Wahai diri, mari lebih peduli pada hati. Karena tubuhmu dikendalikan oleh hati. Karena hatimu punya hak penting untuk diperhatikan.

Tanyai hati, validasi, terima perasaan yang hadir tanpa menghakimi, lantas fokus cari solusi.

Aku percaya betul, pada ucapan Ambu Anggia Darmawan (seorang konselor dan konsultan psikologil) tempo hari. 

"Fokus pada kecerdasan emosi dan sosial, maka kecerdasan intelektual akan naik. Tapi jika membiarkan emosi dan sosial tak diasah, maka kecerdasan intelektual akan terganggu" 

Fakta mengejutkan pun ke dengar dari Ambu Anggia suatu hari, "kanker banyak menyerang ia yang emosi negatifnya menumpuk berkepanjangan" (detail kebenarannya, cek aja di jurnal yang kredibel)

So... Menanyai kabar hati, mendeteksi rasa adalah salah satu cara kita untuk mengasah kecerdasan dan menjaga kestabilan emosi.

Maka, mari deteksi tiap rasa yang hadir. Coba terima dan rasakan tiap aliran emosi tersebut dengan tenang sembari mencari solusi. Minta sama Allah, biar hati yang lemah ini diteguhkankan dalam kebenaran dan kebaikan 

  يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ 

 “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu"

Karena tiap rasa yang hadir adalah atas izin Allah, dan ada maksud dibaliknya. 

Terimakasih wahai diri dan hati sudah berbaik hati pada hati yang seringkali tak bisa ditebak.

🤍

Makkah, 28 April 2022
23.34 dalam sebuah renungan diri

Referensi: https://tafsirweb.com/10157-surat-an-najm-ayat-43.html
Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Najm Ayat 43 43-44. 

Note:
Hati di sini, maksudnya perasan ya :)

Bonus foto dikit ya hehe

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Aqil Baligh (oleh Ustadz Adriano Rusfi)

Sudah Berlayar 2 Tahun dan Akan Selamanya Hingga ke Surga Insyaallah

Mulai Dari Mana?