Kenapa Nulis?
Berawal dari sebuah pertanyaan dari kawan ku pagi itu, "Sel apa manfaat menulis buat kamu?"
Niat hati mau jawab singkat, tapi jadi panjang kali lebar. Dan inilah jawabanku, tentang buah kebaikan yang kudapat saat membiasakan diri untuk menulis...
✨✨✨
Dengan menulis, aku bisa menumpahkan semua rasa ku, tanpa takut merepotkan orang lain.
Dengan menulis, aku bercakap dengan pikiran dan hati ku, tentang semua perkara dan rasa yang hadir tiap momen. Karena pada dasarnya, aku butuh didengar, butuh menuangkan semua rasa. Tp, tak kan pernah ada org yg siap sedia 24 jam mendengar isi hatiku. Karena itu aku menulis.
Kenapa aku menulis? Karena dengan menulis, aku sedang bercakap dengan Rabb ku, bercengkrama dengan Sang Pencipta, sembari menghayati tiap peristiwa dan hikmah yang Allah sajikan untukku.
Menulis adalah bagian dari hidupku. Sejak SD sampai saat ini, buku diary dan pulpen adalah kawan paling setia yg siap mendengarkan semua resah di hati.
Aku memang bukan sastrawan yg pandai menulis dan merangkai kata. Tapi dengan menulis, aku semakin berdamai dengan hati, perasaan, dan kondisi yg seringkali tak sesuai ekspektasi. Berdamai dengan keadaan, tanpa harus menumpahkan segala rasa ke org lain.
Aku bersyukur sudah membiasakan diri untuk menulis. Dua belas tahun berlalu sejak pertama kali aku menulis... Tak hanya momen yang terus terpatri dalam diri dan diary, tapi juga karya kecil yang bisa mulai dihasilkan...
Dan yang paling aku syukuri dan sadari atas perjalanan menulis ku adalah soal kecerdasan emosi ku yang terus meningkat.
Saat menulis, aku terus bertanya pada diriku, "apa perasaan yang hadir? Lagi ngerasa gimana? Sakit hatinya gimana? Bahagia karena apa? Apa yang nyaman dan ga nyaman?" Aku semakin mengenal semua rasa di hati dengan menulis, serta menemukan serangkaian solusi atas emosi yang hadir tiap momen. Karena kecerdasan emosi adalah salah satu kecerdasan yg paling penting untuk dimiliki seseorang...
Tak terhitung manfaat yg kudapat dari menulis. Oleh karenanya, aku bertekad pada diriku, bahwa dimasa depan nanti, semua anak anak ku harus terbiasa menulis dan menuangkan semua rasa dalam kata.
Menulis tak sekedar menuangkan rasa dan coretan dalam kertas... Lebih dari itu, menulis punya beribu manfaat. Untuk mu kawanku, kusarankan menulis sebagai sarana menuangkan rasa agar semakin bahagia... Karena seringkali, keadaan memaksa diri kita untuk berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain, termasuk soal menenangkan jiwa yang sedang gundah...
Tentang menulis, dari ku yang masih terus belajar
Hanan Selma
Insan yang senang menuangkan rasa dalam kata dan suaraš¤
Komentar
Posting Komentar