Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2021

Duka Pagi Ini

Gambar
Aku selalu senang menanti kabar gembira teman teman yang menikah. Bahagia saat melihat foto pernikhan mereka engan senyum merekah. Itu pula yang kurasakan saat salah satu teman kami menikah. Bahagia sekali. Pagi ini aku tak sngaja melihat status kawan ku yang baru saja menikah dua hari silam. Berharap ada foto atau kalimat bahagia darnya  yang masih berbung Bungan dalam pernikahannya. Koneski internet ku yang buruk rupanya membuatku tak bisa membaca isi tulisan di whatsapp tersebut.  Ah.. Akamuin membuatku penasaran. Pikirku. Akhirnya akupun mendekatpada wifi dan Kembali membuka status temanku itu. Dan kamu tau, rupanya bukan kabar bahagia darinya, justru sebaliknya, kabar duka dari keluarganya. Bahwa ayah kandngungnya baru saja berpulang ke rahmatullah. Ayahnya baru saja dijempu malaian izrail ba’da shubuh tadi. Aku tertegun. Antara percaya tak percaya, apakah itu ayahnya atau bukan. Akucek undangan digital di intagramnya, dan kutemukannama yang sama tertera p...

Rahasia Keluarga Penghafal Al Qur'an

Gambar
            Pernah aku menonton sebuah video Kak Nabila juri hafidz Indonesia. Di video itu disajikan percakapan kak nabila dengan sang pewawancara. Dalam percakapan panjang itu, aku tertarik pada satu kalimat pertanyaan,     "MasyaAllah sekali ya keluarga Kak Nabila ini, keluarga penghafal Al Qur'an yang belajar langsung di kota suci Mekkah. Kok bisa keren banget si kak, keluarganya nempel banget sama Al Qur'an, apa sih rahasianya?" Tanya sang pewawancara     Dengan senyum tenang meneduhkan, Kak Nabila menjawab, "Kalo kata ayah, sejak masih bujangan beliau sudah mulai membaca doa khusus agar anak anaknya menjadi penghafal Al Quran dan anak anaknya mencintai islam. Gini nih doa nya, Allahummaj 'al awladana awladan sholihina hafizhina wa faqih fiddin khusushon fil ulumul quran wa hafizh, wa tafsir (maafkan aku yg ga nulisim arabnya, lupa tulisan arabnya gimana, tanya ustadz aja ya haha). Sejak belum menikah ayah sudah rutin membaca d...

Mendidik Diri Sebelum Mendidik Orang Lain

Gambar
          Setiap ditanya, "apa cita citamu?" a kupun sama seperti anak SD pada umumnya yang menjawab dokter sebagai pilihan cita cita dimasa depan.     Berputarnya waktu, seiring bertambahnya bilangan usia membuatku semakin mengenali diriku, bahwa aku adalah sosok ceria yang senang memajukan orang lain dan membuat orang lebih bersemangat. Hingga akhirnya diusia SMP-SMA konsisten menjawab trainer motivator sebagai pilihan impian besar dalam hidup. Ya, aku memegang teguh soal pilihan hidupku ini. Namun dipenghujung SMA, orang tua ku menyampaikan berkali kali soal peran terbaik seorang wanita adalah menjadi ibu terbaik untuk mendidik anaknya dan membersamai di rumah.      Aku yang mendengar ungkapan bapak tersebut memang tak serta merta menerima. Bahkan cenderung menolak mentah-mentah dengan dalih ingin berkarya dan meluaskan manfaat. Tapi semakin bertambahnya umur membuatku semakin dewasa dalam berpikir dan semakin memahami bahwa...

Tentang Hidup yang Semakin Terasa Berat

Gambar
            Pernah aku berpikiran, "ah... hidup ini memang kumpulan cobaan yang tiada habisnya. Capek dan melelahkan ya."     Adakah yang sama dengan sekelebat pikiran ku itu?     Ya, semakin bertambahnya usia, rasanya semakin banyak beban di pundak. Semakin bertambahnya umur, terus bertumpuk amanah yang harus dikerjakan. Disisi lain, waktu yang kita punya tetap sama hanya 24 jam. Aku yang tahun ini menginak usia 22 tahun semakin merasa hidup ini sungguh tak mudah, ujian hidup pun semakin terasa berat.     Namun inilah kenyataanya. Situasi yang harus diterima dan dihadapi dengan lapang dada. Dan akupun yang kini menyadari bahwa hidup terlalu berat membuatku semakin tak mampu berdiri tegap sendiri tanpa pertolongan dari Nya. Sungguh, hidup ini terlalu sulit dihadapi sendiri. Maka dengan segala kerendahan hati, kupasrahkan semua urusan hidup dan matiku pada Nya. Rabb yang menciptakan diri dan bumi seisinya.    ...

New Me

Gambar
Aku percaya, bahwa balas dendam terbaik adalah dengan menjadikan diri jadi sosok lebih baik lagi. Lebih sukses, lebih giat, lebih positif, dan lebih sholihah. Maka dengan segala asa, dalam tulisan ini izinkan aku membalas dendam dengan bukti nyata. Dengan karya nyata. Bahwa diriku mampu. Bahwa diriku bisa buktikan. Bahwa diriku yang mungkin lemah dan terlihat lambat eksekusi, akan membuktikan bahwa diri ini pasti mampu. Ah... Mungkin terlihat berlebihan. Tapi biarlah tulisan ini menjadi bukti dan jejak nyata, sehingga menjadikan ku tertampar untuk segera berlari dan bergegas jadi sosok yang lebih. Dear Allah. Ingatkan aku jika lalai. Bantu aku untuk berproses sebaik mungkin. Bukan untuk makhluk Mu, tapi untuk Engkau sang pencipta. Terimakasih Allah❤ Izinkan aku jatuh cinta sepenuhnya dengan Mu. Jakarta, 3 Januari 2021 Dalam perjalanan menuju pulang.

Lemah

Gambar
Dear Allah... Terimakasih untuk semua yang Engkau beri. Terimakasih untuk berjuta nikmat yang kau beri. Terimaksih untuk segala rahmat yang kau curahkan pada ku. Ya Rabbi. Jikalau kepahitan dan kejadian tak mengenakkan membuat kami masuk ke surga Mu, kami ridho ya Rabb. Jikalau dengan kepahitan hidup yang kami rasa mampu menggugurkan dosa kami, kami terima ya rabb.  Ya Rabb... Kami yang bodoh dan tak berdaya memang tak kan mampu menangkap apa yang akan terjadi di masa depan. Kami tak pernah tau apa yang terjadi di masa depan. Dan kami percaya sepenuh hati, bahwa apapun yang engkau tetapkan pada kami, itu adalah hal terbaik untuk kami.  Oh Allah. Betapa lemahnya kami, sungguh rapuhnya diri kami. Dengan segala kerendah hati izinkan kami bersimpuh pada Mu ya rabb. Kuatkan kami yang lemah ini ya Rabb. Pandaikan kami yang bodoh ini ya Rabb. Terimakasih untuk segalanya. Terimakasih untuk kesempatannya menyingkap takdir. Izinkan kami terus mengingat dan menyebut Mu di set...