Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2020

Renungan Malam

Gambar
Dalam kesendirian, aku kembali teringat... Bahwa kita memulai perjalann hidup sendirian, mengakhirinya pun akan sendiri. Memulai kisah hidup, lahir dengan tangisan kencang, berjuang sendiri dan tak kenal siapapun. Hingga nanti nya akan sendiri di alam kubur.  Sendiri, sepi, sunyi. Tak ada teman sejawat. Tak ada sohib sejoli yang menemani. Yang setia hanyalah amal kebaikan. Hanya ia yang menemani dan menerangi kubur kita. Beberapa saat setelah kepergian kita, mungkin sesengguk tangis sanak saudara dan teman mengantarkan kita. Tapi... Tak lama setelahnya nama kita tinggal kenangan, terlupakan seiring berjalannya waktu, terabaikan oleh kesibukan dan berbagai hiruk pikuk duniawi. Sendiri, sepi, menakutkan. Gelap nya malam tentu tak sebanding dengan gelapnya ruang lembab di bawah tanah.  Takuuutt. Mengerikan... Namun semua telah sirna dan terlewati. Dunia yang fana telah ditinggalkan, alam kubur harus dilewati. "Ibu... Bapak... Teman..." Seberapapun kuatnya engkau bert...

Candu pada Lingkaran Cinta

Gambar
  Aku tak bisa mengelak, bahwa diriku telah mengalami candu. Atau jangan-jangan kecanduan akut? Aku candu pada lingkaran cinta itu. Kuakui bahwa aku tak hanya jatuh cinta, namun sudah kecanduan dengan lingkaran yang biasa disebut liqo. Lebih dari sepuluh tahun lingkaran itu telah menjadi bagian dari hidupku. Dan aku berharap bisa seterusnya hingga kapanpun ada dalam lingkaran cinta ini. Dibina, membina, dan saling menguatkan. ***** 18 Agustus 2018 Aku menangis pelan malam itu. Merasakan ada yang hilang dalam hidupku. Meski aku tinggal di pondok tahfizh, bersama para penghafal Al Quran lainnya, namun satu hal yang sudah lama tak menyapa kalbuku. Apa itu? Liqo, lingkaran cinta penuh makna. Iya, aku layaknya itik kehilangan induk. Bingung, resah, dan tak nyaman. Lama tak berjumpa lingkaran itu membuat batinku terasa kosong. Kebiasaan yang ditanamkan orang tuaku sejak kelas 4 SD itu mendadak raib dalam hidupku. Lebih dari sepuluh tahun pejalanan hidup selalu ...

Tentang Ibuku

Gambar
Aku yang mendengar temanku telpon dengan ibunya membuatku teringat, kapan ya aku berkabar dengan ibu. Sontak ku buka hp dan bertanya, "Ibu bisa telpon jam berapa?"  Namun lagi lagi jadwalku dan agenda ibu seringkali bentrok dan tak sama. Membuat kami harus kembali menunda telpon untuk sekedar berbagi cerita. Kalo kata temenku janjiannya udah kayak janjian sama dosen pembimbing skripsi, nunggu waktu luang baru bisa. Haha benar juga. Aku yang harus janjian dulu sebelum telpon membuatku tak punya pilihan selain mengalah dengan segala kesibukan ibu. Iya. Ibuku yang banyak agenda dan amanah dakwah membuatnya punya berbagai prioritas. Bukan selayaknya ibu lain yang bisa ngumpul santai dan nongkrong sore bareng ibu lain. Tapi ibuku selalu produktif dengan banyak agendanya, berangkat pagi, pulang sore, belum lagi malam hari dengan tugasnya. Akhirnya, mengalah dan merelakan ibu di jalan dakwahlah yang kupilih. Konsekuensi dari anak seorang aktivis masyarakat yang mengabdik...