Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2020

Emak oh emak

Gambar
Emak, Ibu, Umi, Mama, atau apapun kita biasa panggil. Seorang malaikat tanpa sayap yang Allah kirimkan ke kita, si bayi kecil. Kita, makhluk mungil lemah tak berdaya yang lahir ke dunia nggak biasa ngapa-ngapain selain nangis, minum, dan buang air. Kita yang bodoh dan tak punya ilmu waktu kecil hanya bisa nyengir dan nangis. Tapi dari ibu kita belajar banyak hal. Berekspresi, berbahasa, hingga berlari menyusuri jalanan ramai. Terlepas dari kebaikan ibu yang memang tak mungkin kita mampu menghitungnya, kadang kita lupa dan merasa lebih pintar dari beliau. Hingga akhirnya sering menimpali dan menjawab tatkala ibu menasehati.  Duh aku, bisa apa aku, si bocah tengil yang sok pintar di hadapan emak.  Dasar aku, berani sekali menimpali teguran emak. Meski kadang dibanding-bandingin sama anak lain itu menyakitkan, tapi lebih menyakitkan kalo kita tak menuruti nasihatnya, lebih menyakitkan kalo kita berbuat kenakalan, lebih mengecewakan kalo kita ngerasa sok pintar di hada...

Kegiatan homeschooling, apa aja?

Gambar
Hari pertama KBM formal di surau homeschooling cukup lancar. Meski banyak kekurangan dari aku, ya biasalah   teknis power point yang ada kurang tepat dan typo. Nggak hanya itu, aku yang nggak pake mic tenyata ngos ngosan dan sempet blank di beberapa bagian materi. Ya.. It’s okey lah untuk hari pertama meski banyak salah. Sebagai evaluasi hari ini, harus lebih matang persiapan materi dan latih dirimu, tuk beri yang terbaik bagi pendengarmu. Selain itu lebih jeli lah dengan peluang di teman-teman murid. Hari ini -> Hadist ttg niat dari ustadz nasir, tahsin - project ttg mimpi dan diskusi Terimakasih guys untuk satu hari ini. Semoga hari esok lebih baik dan makin berkah. Senin, 20 Juli 2020 #catatansangpendidik

Sekolah di tengah pandemi, gimana ya?

Gambar
MOS Surau (Masa Orientasi Surau) Biar kenal dan akrab. Itu tujuan utama MOS Angkatan satu surau. Meski ditengah pandemic, tapi kami tetap usahakan MOS ini untuk bertem tatap muka. Kesan hari pertama, seru, aku bisa bikin ketawa dan lancar dalam mengajak menuliskan harapan mereka. Hari kedua, kami ke katulampa. Alhamdulillah seru banget. Awalnya mancing, dilanjut kompetisi perahu air. Meski aku kalah, tapi seru banget bisa liat keceriaan mereka. Dariel yang kaku udah bisa senyum tulus dan kebahagiaannya mula terbit. Syakira yang diem tanpa suara sudah mau cerita tentang sekolahnya dulu dan kesehariannya. Atau teman-teman lain yang sudah mau bergabung. Hari rabu dan kamis ini yang paling seru. Perjalanan, camping, dan trekking memang selalu seru. Meski capek dan banyak tenaga yang harus dikeluarkan, tapi kami jadi makin akrab dan saling mengenal. Berbagi cerita dan melihat kebiasaan mereka satu persatu. Syakira yang ternyata jarang olahraga akhirnya ngos-ngosan dan nggak...

Kenapa di Surau Homeschooling?

Gambar
Kenapa aku di surau? Aku ingin belajar, menuntut ilmu dengan praktek ke pemuda-pemudi yang akan belajar project based learning and talents. Praktek ilmu talents mapping ku. Banyakin pengalamannya. Sebagai bekal bikin sekolah atau lembaga pendidikan bbrp tahun lagi. Nggak hanya belajar dan menyerap ilmu, aku berharap catatan perjalanan sang pendidik ini bisa jadi karya tulis yang dibukukan. Biar makin bermanfaat dan menginspirasi. Aku sadar, karena ini proses belajar untuk menuju tahap selanjutnya, menjadi trainer dan pendidik bagi pemuda, maka setiap langkah dan kebaikan, kekurangan yang didapat haruslah jadi pelajaran dan hikmah. Caranya dengan ditulis setiap hari.  Semoga istiqomah dalam menulis hikmah yang terselip dalam perjalanan ini ya. Terimakasih.  Dari Selma, sang pendidik penuh cinta, trainer profesional yang melahirkan pemuda takwa bahagia.  #catatansangpendidik

Khusnudzon Terus dan Terus

Gambar
Sore itu menjelang maghrib, aku yang tengah dikejar deadline dan berhadapan dengan laptop mendengar percakapan singkat dari teman kost di kamar sebelah. Suaranya yang kencang dan lantang membuatku mendengar jelas percakapan si kakak dengan org di seberang telpon “iya mba. Gimana kartu kreditnya? Oh mau di kirim ya. Ini alamatnya." Aku yang mendengar kata kredit langsung terbayang ngerinya dosa riba, dosa paling ringannya seperti menzinai ibu sendiri. Ya.. meski ada kartu kredit tanpa bunga, tapi dekatnya dengan bank konvensional bikin ngeri.  Setengah khawatir dan deg-degan karena mendengar si kakak sedang mengurus kartu kredit. Tapi aku mencoba acuh tak acuh. Maklum kurang dari dua jam tugasku harus dikumpulkan. Aku tetap menatap layar laptop dan mencoba fokus. Lagi-lagi percakapan dan suara lantang si kakak membuatku terpaksa mendengar obrolan itu. “Oh limitnya 45 juta ya mba. Ok deh." Hati ku semakin deg-degan. Jantungku semakin kencang berdetak. Wow limitnya ...